Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2025

ALLAH ASH SHABUUR

Saudaraku, ketika kita melakukan kesalahan, bahkan berulang dan berulang dalam ragam kesalahan lainnya sehingga menyalahi hukum syariat-Nya dan belum sempat bertaubat, Allah juga tidak kunjung memberikan balasan berupa kesulitan atau teguran atau ujian apapun, apakah kemudian kita menyangka bahwa Allah tidak peduli terhadap dosa dan kesalahan kita yang berketerusan tersebut? Tidak, saudaraku. Sekali lagi tidak. Allah tidak segera mendatangkan balasanNya tersebut karena Allah maha sabar yang kesabaran-Nya sempurna dan tanpa batas. Allah menanti pertaubatan kita: Allah menunggu agar kita segera kembali ke jalan-Nya saja. Jadi persoalannya pada kita, mau sampai kapan? berketerusan jauh dari-Nya, padahal usia dan kesempatan hidup di dunia sangat terbatas. Maka kini saatnya bertaubat, meski kesabaran Allah melampaui murka-Nya. Referensi: Buku Edukasi Asmaul Husna Oleh Sri Suyanta.

ALLAH AR RASYIID

Ar-Rasyiid secara bebas dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha menunjuki pada jalan yang benar. Allah lah zat yang maha pembimbing yang memberi bimbingan pada kebenaran. Allah berfirman yang artinya, Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan Barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya (Qs. al-Kahfi: 17).

ALLAH AL WAARITS

Al-Waarits secara bebas dimaknai bahwa Allah adalah zat yang maha mewarisi segala sesuatu. Karena hanya Allah lah tempat berasal dan tempat kembali semua yang ada: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Sesungguhnya kita semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Bila manusia memiliki harta, tahta, keluarga, maka mesti diyakini bahwa kepemilikannya sementara, dan seandainya waris mewarisi pun juga sementara, hanya hak pakai dan hak guna, maka yang hakiki Sang Pemilik Sejati hanyalah Allah. Inilah Allah sebagai zat yang maha mewarisi. Allah berfirman yang artinya, Dan sesungguhnya benarbenar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi” (Qs. al-Hijr: 23). 

ALLAH AL BAAQII

 Al-Baaqii secara bebas dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha kekal, baik zat, sifat maupun af’al atau perbuatan-Nya. Pada ranah zat-Nya, misalnya, Allah adalah zat yang maha suci, maha mulia, maha kaya, maha besar, maha agung, maha kaya, maha tinggi, maha sempurna selama-lamanya. Pada ranah sifat-Nya, misalnya, Allah adalah zat yang maha pengasih, maha penyayang, maha adil, maha penyantun, maha bijaksana, maha pelindung, maha penolong, maha pemberi keselamatan selama-lamanya. Pada ranah af’’al atau perbuatanNya, misalnya, Allah adalah zat yang maha mengayakan hamba-hamba-Nya, maha menghidupkan, maha mewafatkan, maha menyaksikan, maha memaafkan, maha mengangkat atau menurunkan derajat siapapun yang dikehendaki-Nya, maha mengaruniai rezeki, maha menghidayahi hamba-hamba-Nya selama-lamanya

ALLAH AL BAADII'U

Al-Badii”u secara bebas dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha menciptakan segala sesuatu yang tidak ada bandingannya, baik dalam jenisnya, aneka ragamnya, bentuknya, keindahannya maupun karakteristik yang melekat pada makhluk-Nya. Allah menciptakan bumi, langit, laut dan alam semesta dengan sangat indah yang tidak ada contoh sebelumnya sekaligus tidak ada bandingan setelahnya. Allah juga menciptakan manusia, malaikat, setan, binatang, tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam yang sangat mengangumkan karena keunikannya dan tidak ada contoh sebelumnya dan bandingan setelahnya. Allah berfirman yang artinya, Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah ia (Qs. al-Baqarah: 117).

ALLAH AL HAADII

Al-Haadii secara bebas dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha menunjuki hamba-hamba-Nya pada jalan yang benar membahagiakan. Allah adalah zat yamg maha pemberi hidayah kepada sesiapapun yang dikehendaki-Nya.  Al-Qur’an Allah Swt. berfirman, yang artinya “Dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong” (Qs. alFurqan: 31) Di tempat lain Allah juga berfirman yang maknanya, Musa berkata: “Tuhan Kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk” (Qs. Thahaa: 50).

ALLAH AN NUUR

An-Nuur secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha bercahaya, sumber segala cahaya, dan zat yang maha mengaruniai cahaya kepada siapapun yang dikehendaki-Nya, cahaya-Nya maha sempurna. Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.  Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang  tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di  dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)  seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon  yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di  sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya),  yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah  membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Qs. an-Nur: 35).

ALLAH ANNAAFII'

An-Naafii’ secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha pemberi manfaat kepada hamba-hamba-Nya. Allahlah zat yang maha mendatangkan kebaikan bagi hamba-hamba-Nya atas segala sesuatu. Allah berfirman yang artinya, Orang-orang Badui yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan: “Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami”; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Qs. al-Fath: 11).

ALLAH ADH DHAAR

Ad-Dhaar secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha mendatangkan kemudharatan kepada sesiapapun yang menolak ajaran-Nya, mengingkari titah-Nya, dan apalagi yang mengangkangi aturan-Nya. Allah berkuasa mendatangkan keburukan, kesedihan, penderitaan, musibah, kecelakaan, penyakit dan segala hal yang menimbulkan penderitaan kepada sesiapapun yang mengingkari syariat-Nya. Allah berfirman yang artinya, Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu (Qs. al-An’am: l17).

ALLAH AL MAANI'

Al-Maani' secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha menjaga, maha melindungi hamba-hamba-Nya dari gangguan dan dari segala yang dapat membayakan dirinya. Di samping itu, dengan al-Maani', Allah juga zat maha mencegah hamba-hamba-Nya dari segala perilaku jahat dan maksiat. Sehingga hamba-hamba-Nya terhindar dari perilaku dosa yang hanya skan mencelakakan dirinya saja. Allah berfirman yang artinya, ”Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (Qs. al-Mâ`idah: 67).

ALLAH AL MUGHNII

Dengan al-mughnii, Allah memberi kekayaan kepada sesiapapun yang dikehendaki. Allah melimpahkan karunia-Nya berupa harta tahta dan keluarga kepada hamba-hamba pilihanNya, sehingga kaya harta dan kaya anak juga sanak saudara. Allah mencuhkan ilmu dan kebijakan kepada orang-orang terpilih, sehingga kaya ilmu dan arif bijaksana. Allah juga yang menganugerahkan rasa bahagia di hati hamba-hamba tetbaikNya, sehingga kaya hatinya. Berkaitan dengan al-Ghaniyy, Allah berfirman yang artinya Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberikitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertawakallah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji (Qs. an-Nisa’: 131).

ALLAH AL GHANIYY

Al-Ghaniyy secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha kaya, segala kerajaan di tangan-Nya, dan seluruh alam dalam kekuasaan-Nya. Allah berfirman yang artinya Padanya terhadap tandatanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajibannya haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam (Qs.Ali Imran: 97).

ALLAH AL JAAMI'

Allah Al Jaami' secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha mengumpulkan, menghimpunkan manusia baik di dunia maupun di akhirat kelak. Allah juga yang menghimpun tulang belulang yang berserakan atau tak terlihat lagi guna dibangkitkan untuk menerima putusan dari pengadilan ilahi di Padang Mahsyar. Allah berfirman yang artinya, ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tidak ada keraguan padanya”. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji (Qs. Ali Imran: 9)

ALLAH AL MUQSITH

Dengan ragam normativitas di atas, maka Allah juga menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil” (Qs. al-Hujurat: 9). Adapun al-Muqsith dijelaskan pada beberapa ayat, yang artinya Hanya kepada-Nyalah kamu semua akan kembali; sebagai janji yang besar daripada Allah, sesungguhnya Allah menciptakan makhluk yang permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal shalih dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka (Qs. Yunus: 4).

ALLAH DZUL JALAALI WAL IKRAAM

Dzul Jalaali wal Ikraam tersusun dari tiga kata kunci, yaitu dzu yang diartikan memiliki atau yang memiliki, al-jalal berarti keagungan atau kebesaran dan ikram yang bermakna kemuliaan karena memiliki kemurahan. Dengan demikian Allah adalah zat yang maha agung, maha besar dan maha mulia. Allah berfirman dalam al-Qur’an yang artinya, Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (Qs. al-Rahmaan: 27).

ALLAH MALIKUL MULK

Dalam konteks Malikul Mulk, kita diingatkan bahwa Allah itu raja yang merajai atau penguasa yang menguasai kehidupan di jagad raya ini maupun kehidupan di akhirat nanti. Oleh karenanya kekuasaan Allah atas makhluk-Nya, baik makhluk berupa alam dunia seisinya maupun alam akhirat seisinya itu sempurna, tanpa batas, dan serba meliputi. Allah berfirman Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Qs. al-Mulk: 1-2). Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong (Qs. al-Baqarah: 107).

ALLAH AR RA'UUF

Ar-Ra’uuf secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha welas asih. Allah maha mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya dan maha memenuhi segala hajad dan kebutuhannya, meskipun tidak diminta oleh yang bersangkutan sekalipun. Apalagi bagi hamba-hamba-Nya yang mau memohon pertolongan-Nya. Dalam konteks ar-Ra’uuf, Allah berfirman yang artinya, Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan kamu). Dan kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha penyayang kepada manusia (Qs. al-Baqarah: 143).

ALLAH AL 'AFUWW

Al-Ghaffaar, al-Ghafuur, dan istilah maghfirah untuk menyatakan bahwa Allah maha mengampuni dosa namun dosa itu masih ada. Mengapa? Karena dosa tersebut hanya ditutupi oleh Allah sehingga tidak kelihatan dari pandangan makhluk. Dengan kemurahan-Nya, Allah juga tidak menyiksa seseorang karena dosa tersebut, tapi dosa itu masih ada. Nah dosa akan diampuni dan dihapus sehingga tidak ada lagi diperuntukkan bagi Allah al-’Afuww. Karena dosa sudah dihapus maka dosa yang dilakukan sudah tidak ada; seolah-olah, ia tidak pernah melakukan kesalahan. Karena dosa itu telah dihilangkan dan dihapuskan sehingga bekasnya juga tidak terlihat lagi. Dengan demikian mengampuni dengan melebur dosanya lebih istimewa ketimbang memaafkan dengan sekedar menutupi dosa saja.

ALLAH AL MUNTAQIM

AlMuntaqim secara umum dipahami bahwa Allah maha membalasi kejahatan, penyiksa terhadap orang-orang yang jahat. Padahal sebelumnya Allah membuka pintu dan menanti orang-orang yang jahat dan lupa diri, orang-orang yang masih jauh untuk segera kembali kepada Allah, bertaubat (taba ila Allah). Karena tidak juga bertaubat, maka siksaan Allah berlaku atasnya.

ALLAH AT TAWWAAB

AtTawwaab secara umum dipahami bahwa Allah maha penerima taubat. Allah membuka pintu dan menanti orang-orang beriman, menunggu orang-orang yang lupa diri, orang-orang yang masih jauh untuk segera kembali mendekat dan menujup kepada Allah, bertaubat (taba ila Allah). Kita seyogyanya mengambil ibrah dari pengalaman adanya pelangharan yang dilakukan nenek moyang manusia, Nabi Adam dan Siti Hawa. Allah berfirman yang artinya Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Rabbnya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi maha Penyayang (Qs. al-Baqarah: 37).

ALLAH AL BARRU

Al-Barru secara umum dipahami bahwa Allah maha baik, maha dermawan, Allah maha tahu keperluan kita dan kadarnya. Allah berfirman yang artinya, “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)” (Qs. Ibrahim: 34).

ALLAH AL MUTA'AALII

Al-Muta’aalii secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat Yang Maha Tinggi yang senantiasa meninggikan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Allah kuasa mengangkat derajat hambahamba-Nya kepada kedudukan (maqam) kemuliaan. Seperti di antaranya dijelaskan dalam al-Qur’an bahwa Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Qs. alMujadalah: 11).

ALLAH AL WAALI

Al-Waali secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha dekat, karena saking dekatnya, maka Allah menjadi pelindung (Allah maha pelindung), menjadi penolong (Allah maha penolong) terhadap hamba-hamba-Nya. Oleh karenanya kita harus berhati-hati, jangan sampai mencari perlindungan kepada selain Allah. Allah berfirman yang artinya, Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: ”Sesungguhnya petunjuk Allah? itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan kapadamu, maka Allah tidak lagi menjadi perlindungan dan penolong bagimu (Qs. al-Baqarah: 120).

ALLAH AL BAATHIN

Al-Baathin secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha tersembunyi, maha menyembunyikan segala yang dikehendaki-Nya. Allah maha bathin, Allah yang tersembunyi sehingga Allah maha dekat dengan hamba-hambaNya. Allah berfirman dalam al-Qur’an yang artinya, Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (Qs. al-Hadid: 3).

ALLAH AZH ZHAAHIR

 AzZhaahir secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha nyata adanya. Karena sangat nyata, maka justru tak terlihat oleh mata lahir kita, tapi akan nampak jelas pada mata batin kita. Seperti halnya, mata lahir kita justru tidak bisa melihat apa-apa ketika kita menatap melihat matahari yang tengah menyala di waktu dhuhur tiba. Matahari ciptaan-Nya saja yang begitu besar, justru tidak sanggup terlihat, apalagi Allah zat yang menciptakannya. Inilah Allah sebagai zat yang maha zahir. Allah berfirman yang artinya, Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (Qs. al-Hadid: 3). 

ALLAH AL AAKHIR

AlAakhir secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha  akhir tidak berkesudahan alias kekal abadi. Allah berfirman yang  artinya, Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang  Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (Qs. al-Hadid: 3).

ALLAH AL AWWAL

Al-Awwal secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha awal, tidak ada sesuatupun dan sesiapapun yang mendahului-Nya. Oleh karenanya Allah sebagai Prima Causa, bahwa segala sesuatu adanya disebabkan karena diadakan olehNya. Allah juga tidak berhajad pada apapun dan sesiapapun, dan justru sebaliknya apapun dan sesiapapun berhajad pada Allah swt. Inilah Allah yang maha awal. Allah berfirman yang artinya, Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (Qs. al-Hadid: 3).

ALLAH AL MUAKKHIR

Al-Mu’akkhir secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha mengakhirkan apa dan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Siapa saja yang dikehendaki-Nya ini tentu merupakan respon atas keteledoran manusia yang telah menempatkan Allah di akhir prioritas hidupnya. Karena manusia mengakhirkan Allah, maka Allah pun nengakhirkan dirinya dari rahmat-Nya. Karena manusia melupakan Allah, maka Allah pun melupakannya. Karena manusia menjauhi Allah, maka Allah pun jauh darinya dan seterusnya. Allah mengingatkan dalam firman-Nya yang artinya, Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik” (Qs. al-Hasyr: 18-19).

ALLAH AL MUQADDIM

Al-Muqaddim dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha mendahulukan atas apapun berdasarkan kemahabijakan-Nya. Hal apapun, baik yang didahulukan maupun yang tidak adalah otoritas kemahamutlakan Allah. Allah berfirman yang artinya, Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya” (Qs. al-A’râf: 34). 

ALLAH AL MUQTADIR

Secara terminologi, al-Muqtadir memiliki asal kata yang sama dengan al-Qaadir asmaul husnaNya Allah yang keenampuluh sembilan tema muhasabah yang baru lalu, yaitu qadara dan darinya muncul qudrah. Bila alQaadir dimaknai bahwa Zat Allah lah yang memiliki qudrah atau kemampuan, maka al-Muqtadir untuk lebih menyatakan bahwa kemampuan, kekuasaan atau qudrah Allah tidak ada batasnya, tidak ada sandingan, bandingan dan tandingannya. Allah berfirman dalam al-Qur’an yang artinya, Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu (Qs. alKahfi: 45).

ALLAH AL QAADIR

Al-Qaadir dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha mampu, Allah maha kuasa, Allah maha menentukan dan Allah maha segala-Nya atas makhluk ciptaan-Nya. Dalam konteks al-Qaadir, Allah berfirman dalam al-Qur’an yang artinya, dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: “Mengapa tidak diurunkan kepadanya (Muhammad) sesuatu mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah Kuasa menurunkan sesuatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui” (Qs. al-An’am: 37).

ALLAH ASH SHAMAD

As-Shamad dimaknai bahwa Allah adalah Zat tempat berlindung, Allah adalah tujuan, Allah sebagai zat yang bergantung semua makhluk. Mengapa? Karena semua makhluk diciptakan oleh Allah. Maka logikanya hanya kepada penciptaNya saja manusia berserah diri dan meminta pertolongan. Dalam surat al-Ikhlas, Allah berfirman yang artinya, Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”

ALLAH AL AHAD

Makna al-’Ahad terjalin berkelindan dengan al-Wahid sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Bila al-Wahid lebih cenderung dipahami bahwa Allah adalah zat Yang Maha Pertama, zat Yang Maha Nomor Satu; maka al-’Ahad dipahami bahwa Allah adalah yang maha satu-satunya, tidak ada duanya, tidak ada sandingan, bandingan dan tandingann-Nya. Secara lugas Allah berfirman, qul huwallahu ahad, Katakanlah Dialah Allah yang Maha Esa” (Qs. al-Ikhlas: 1). Di tempat lain, Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: ”Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Allah yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antaranya mereka akan ditimpa siksaan yang pedih (Qs. al-Mâ`idah: 73).

ALLAH AL WAHID

Al-Wahid dipahami bahwa Allah maha pertama, esa, Allah itu Satu maka harus dinomorsatukan, dan menjadi tidak etis bila dikemudiankan meskipun dengan alasan apapun juga. Allah berfirman dalam al-Qur’an yang artinya Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: ”Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Allah yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antaranya mereka akan ditimpa siksaan yang pedih (Qs. alMâ`idah: 73).

ALLAH AL MAAJID

AlMaajid secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha mulia, baik mulia zat-Nya, mulia sifat-Nya maupun mulia perbuatan-Nya. Kemuliaan Allah pada zat-Nya memantul dalam kesempurnaan eksistensi-Nya, sehingga tidak ada yang menyerupai apalagi menandingi-Nya. Kemuliaan Allah pada sifatNya mewujud dalam seluruh puncak kebaikan adalah milik-Nya saja. Dan kemuliaan Allah pada af’al atau perbuatan-Nya terlihat pada curahan nikmat dan karunia kepada seluruh makhluk-Nya. Allah berfirman yang maknanya, Para malaikat itu berkata: ”Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, Hai ahlulbait! Seseungguhnya Allah Maha terpuji lagi Maha Pemurah” (Qs. Hûd: 73).  Sesungguhnya Dialah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali). Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, yang mempunyai ‘Arsy, lagi Maha Mulia, (Qs. al-Buruj: 13-15).

ALLAH AL WAJIID

Allah al-Waajid, karena dengan kekuasaan-Nya Allah yang menciptakan segala yang ada ini, Allah menemukan apapun yang dikehendaki-Nya. Allah menciptakan segala kebaruan yang ada di alam ini, Allah menemukan dan mengetahui apapun niat, pikiran dan perbuatan yang manusia lakukan. Allah berfirman yang artinya, Dan orang-orang yang kafir berkata: “Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami”. Katakanlah: “Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (Qs. Saba: 3).

ALLAH AL QAYYUM

Al-Qayyum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha mandiri. Allah mandiri dengan sendirinya, baik zat-Nya, sifatNya maupun af’al atau perbuatan-Nya. Allah tidak tergantung kepada apapun dan siapapun, justru tempat bergantung apapun dan siapapun. Para ulama memberi penegasan bahwa al-Qayyum dapat dimaknai dengan dua makna. Pertama, Allah adalah zat yang maha mandiri, Allah berdiri sendiri tidak membutuhkan bantuan justru malah membantu, tidak memerlukan sesuatu justru malah diperlukan oleh hamba-hamba-Nya. Kedua, Allah adalah zat yang maha mengatur dan memenuhi hajat makhluk-Nya. Seluruh yang ada di alam ini teratur karena diatur oleh Allah. Semua manusia membutuhkan Allah, dari sejak penciptaannya hingga kapanpun jua. Allah berfirman yang artinya katakanlah, “Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?” Sebenarnya mereka adalah orangorang yang berpaling dari mengingati Rabb mereka (Qs. al-Anbiyâ: 42). 

ALLAH AL HAYYU

Al-Hayyu dipahami bahwa Allah adalah Rabb yang maha hidup, sumber kehidupan, dan maha menghidupkan seluruh makhlukNya. Allah berfirman yang maknanya, adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)” (Qs. al-Baqarah: 255).

Kesedihan yang sangat

Asy-Syibli mengatakan, "Cinta adalah kenikmatan yang luar biasa dan kesedihan yang sangat." Asy-Syibli juga mengatakan, "Kerinduan adalah api yang dinyalakan oleh Allâh dalam hati orang-orang yang menjadi kekasih- Nya, sehingga dengan api itulah Dia membakar semua perasaan, ungkapan dan kehendak yang ada dalam hati mereka." Pahamilah hal itu, niscaya engkau akan memperoleh manfaatnya. Wallahu a'lam.

HAMBA YANG ALLAH CINTAI DAN DIRINDUKAN.

Diriwayatkan dari seorang ulama salaf, sesungguhnya Allah Ta'ala pernah mengatakan kepada seorang shiddiqin, "Aku mempunyai seorang hamba di antara hamba-hamba-Ku yang mencintai-Ku dan Aku pun mencintainya. la merindukan-Ku dan Aku pun merindukannya. Ia mengingat-Ku dan Aku pun mengingatnya. Ia memandang-Ku dan Aku pun memandangnya. Jika engkau ikuti jalannya, Aku akan mencintamu. Dan jika engkau menyimpang dari bimbingannya, Aku akan menghukummu." Orang itu bertanya, "Wahai Rabbku, apa tanda-tanda orang yang Engkau sebutkan tadi?" Allah berkata, "Ia menjaga bayang-bayang pada siang hari, seperti seorang penggembala yang dengan penuh kasih sayang menjaga kawanan dombanya. Ia rindu pada terbenamnya matahari, seperti burung-burung yang rindu pada sarangnya saat matahari terbenam. Ketika gelap malam telah menyelimutinya, tikar-tikar telah digelar, tempat-tempat tidur telah dipasang dan setiap kekasih sedang berduaan dengan kekasihnya, ia menegakkan kedua kakin...

ALLAH AL MUMIIT

Al-Mumiitu dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha mengambil nyawa kembali kepada-Nya, Allah yang mematikan siapapun yang dikehendaki-Nya, baik manusia, jin, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Hidup di dunia ini ada batasnya. Makanya ketika batas itu sudah diliwati, kita menyebutnya yang bersangkutan telah meninggal (kan) dunia atau yang lazim disebut mati. Tapi mesti diingat, bahwa manusia mati untuk hidup lagi di akhirat guna mempertangungjawabkan apapun yang telah diperbuat sebelumnya... Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya? (Qs. al-Mu’minun: 80). Di tempat lain Allah berfirman yang maknanya, “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan (Qs. al-A’raf: 25).

ALLAH AL MUHYII

Al-Muhyii dipahami bahwa Allah adalah Rabb yang maha menghidupkan, yang maha meniupkan ruh kehidupan pada makhluk-Nya, yang maha menghidupkan semangat dan yang maha menghdupkan segalanya dari kematiannya. Dalam konteks al-Muhyii, Allah berfirman yang maknanya, Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (Qs. al-An’am:95).

ALLAH AL MU'IID

Bila al-Mubdi’ bermakna Allah maha memulai, maha mencipta, maka al-Mu’iid bermakna Allah maha mengembalikan. Allah berfirman yang maknanya Dan Dialah yang (Mubdi`) menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)-nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana” (Qs. al-Rûm: 27).

ALLAH AL MUBDI'

Al-Mubdi’ dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha memulai, Allah maha kreatif, Allah maha menciptakan segala hal yang belum pernah ada sebelumnya. Dalam konteks al-Mubdi’, Allah berfirman yang artinya, Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian Dia mengulanginya (kembali). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah (Qs. al-’Ankabut:19).

ALLAH AL MUHSHII

Al-Muhshii merupakan salah satu asmaul husna-Nya Allah yang maknanya sangat dekat dengan al-Hasiib, dimana secara umum dimaknai bahwa Allah adalah zat yang maha menghitung dengan cermat, Allah maha cepat hisab perhitungan-Nya atas apapun, termasuk atas amalan hamba-hamba-Nya. Allah berfirman yang maknanya, Supaya Dia mengetahui,bahwa Sesungguhnya Rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu” (Qs. al-Jin: 28).

ALLAH AL HAMIID

Allah adalah zat yang maha terpuji, baik terpuji zatNya, terpuji sifat-Nya maupun terpuji perbuatan-Nya. Dalam serangkaian asmaul husna, Allah yang maha terpuji disebut dengan asma-Nya al-Hamiid. Sebagaimana firman Allah yang artinya, “Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. dan Dia-lah yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui (Qs. al-Saba: 1).

ALLAH AL WALIYY

Al-Waliy dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha dekat, sehingga karenanya kedekatan-Nya, maka Allah maha pelindung dan penolong bagi hamba-hambaNya yang beriman. Allah berfirman yang artinya, Allah Pelindung orangorang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (Qs. alBaqarah: 257).

ALLAH AL MATIIN

Para ulama menjelaskannya bahwa al-Qawiyyu lebih pada ketiadaan dari cacat, kekurangan dan kelemahan sedikitpun pada Allah, baik pada zat, sifat maupun perbuatan-Nya, dan al-Matiin untuk menjelaskan bahwa kekuatan Allah itu maha dahsyat dan sangat sempurna. Dengan demikian al-Qawiyyu dan al-Matiin bisa saling terjalin berkelindan satu sama lain, sebagaimana asmaul husna lainnya yang menunjukkan kesempurnaan Allah. Kedahsyatan kekuatan Allah tidak ada yang bisa menolakNya, ketentuan-Nya mengikat, sesuatu yang pasti, dan tidak ada yang kuasa lari dari pada-Nya. Bila Allah menghendaki sesuatu terjadi pada makhluk-Nya, pasti menjadi kenyataan adanya. Bila Allah menurunkan rahmat-Nya, maka tidak ada yang kuasa menghentikaan-Nya, dan ketika Allah menahannya maka tidak ada yang kuasa meraih-Nya.  Allah berfirman yang artinya, Sesungguhnya Allah Dialah maha pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh (Qs. Al-Dzariyat: 58)

ALLAH AL QAWIYYU

Al-Qawiyyu dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha kuat nan perkasa, yang kekuatan-Nya tidak ada ada bandingan, yang keperkasaan-Nya tidak ada saingannya. Dengan kekuatan-Nya, Allah lah yang menghidupkan dan mematikan seluruh yang makhluk-Nya yang berjiwa; Allah menguasai segala yang ada, Allah melindungi hamba-hambaNya, Allah mencurahkan rezeki untuk semua makhlukNya, Allah mengijabah semua permohonan yang disampaikan kepada-Nya. Allah berfirman dalam al-Qur’an yang maknanya Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa (Qs. al-Syu’ara: 19). Dan, Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa (Qs. al-Syu’ara: 19).

ALLAH AL WAKIIL

AlWakiil dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha mewakili, maha membantu, memelihara, melindungi dan menanggung dan memenuhi seluruh kebutuhan makhluk dan hamba-hamba-Nya. Apalagi hamba-hamba-Nya berhasil bertawakal kepada-Nya. Dan dalam surat Ali Imran: 173 Allah berfirman yang artinya (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka“, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung“.

ALLAH AL HAQQ

Al-Haqq dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha benar, bahkan sebagai Kebenaran itu sendiri. Allah adalah benar Rabb sesembahan kita, benar sebagai pencipta dan pemilik semua yang ada, benar yang mewafatkan kita, benar menjadi penguasa atas segala yang ada dan seterusnya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat al-An’am: 62, yang maknanya, Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat. Dan dalam surat alHajj: 6, Allah berfirman yang artinya, Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala suatu.

Risalah Untuk Saudariku Terkasih, Urgensi Menuntut Ilmu

 Ashom bin Muhammad Asy-Syarif Wahai ukhti muslimah….. Saya akan kemukakan.nasehat yang utama bagi kalian. Yakni tentang perlunya semangat dalam menuntut ilmu dan tafaqquh fid-din, akan tetapi pada kenyataannya banyak wanita yang tidak sungguh-sungguh dalam belajar, bahkan meninggalkannya (berpaling darinya). Telah menjadi keprihatinan tersendiri dalam benak saya. Oleh karena itu, insya Allah saya akan menjelaskan dan menguraikan urgensi tholibul ilmi dari dalil-dalil Al-Qur’an, disertai ta’liq sederhana. Ukhti muslimah yang dirahmati-Nya, Allah سبحانه و تعالى telah banyak memaparkan pentingnya menuntut ilmu dalam deretan firman-Nya yang mengagumkan. "Artinya : Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." [Ali-Imran :18] Berkata Imam Al Qurtubi ra...

Apakah itu Taubat?

 Syaikh Ibnu Utsaimin Pertanyaan: Apakah itu taubat? Jawaban: Taubat adalah kembali dari bermaksiat kepada Allah menuju ketaatan kepadaNya. Taubat itu disukai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala , "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (Al-Baqarah: 222). Taubat itu wajib atas setiap mukmin, "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya." (At-Tahrim: 8). Taubat itu salah satu faktor keberuntungan, "Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (An-Nur: 31). Keberuntungan ialah mendapatkan apa yang dicarinya dan selamat dari apa yang dikhawatirkannya. Dengan taubat yang semurni-murninya Allah akan menghapuskan dosa-dosa meskipun besar dan meskipun banyak, "Katakanlah, 'Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah meng...

TIGA CARA ALLAH MENGABULKAN DOA

Perlu dipahami bahwa setiap do’a yang kita panjatkan—jika memang terpenuhi syarat-syaratnya—niscaya diijabahi. Namun belum tentu yang kita minta bisa persis seperti itu. Boleh jadi Allah beri yang lebih baik. Boleh jadi Allah alihkan ke pilihan lain karena siapa tahu yang kita minta bisa mencelakakan diri kita. Barangkali pula Allah berikan persis sesuai dengan apa yang kita minta. Ini semua tergantung pada hikmah Allah Ta’ala. Dalam sebuah hadis disebutkan: “Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahm...

DOA SAAT GELISAH

"Tidak ada seorang mukmin yang menderita hamm, atau, ghamm, atau duka cita, lalu ia membaca, 'Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hamba laki-lakiMu, anak hamba perem-puanMu, ubun-ubunku di tanganMu, berlalu hukum Engkau padaku, qadhaMu sangat adil padaku, aku memohon kepadaMu dengan segala nama yang Engkau namakan diriMu dengannya, atau Engkau beritahu kepada seseorang makhlukMu, atau Engkau turunkan dalam kitabMu, atau hanya Engkau yang mengetahuinya dalam ilmu ghaib di sisiMu, jadikanlah al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penerang duka citaku, dan hilangnya hamm (sakit hati)ku.' Melainkan Allah I melapangkan darinya." (HR. Ahmad dalam al-Musnad (3704, 4306))

Surat Dari Ibu Yang Terkoyak Hatinya

 Majalah As-Sunnah Anaku…. Ini surat dari ibu yang tersayat hatinya. Linangan air mata bertetesan deras menyertai tersusunnya tulisan ini. Aku lihat engkau lelaki yang gagah lagi matang. Bacalah surat ini. Dan kau boleh merobek-robeknya setelah itu, seperti saat engkau meremukkan kalbuku sebelumnya. Sejak dokter mengabari tentang kehamilan, aku berbahagia. Ibu-ibu sangat memahami makna ini dengan baik. Awal kegembiraan dan sekaligus perubahan psikis dan fisik. Sembilan bulan aku mengandungmu. Seluruh aktivitas aku jalani dengan susah payah karena kandunganku. Meski begitu, tidak mengurangi kebahagiaanku. Kesengsaraan yang tiada hentinya, bahkan kematian kulihat didepan mataku saat aku melahirkanmu. Jeritan tangismu meneteskan air mata kegembiraan kami. Berikutnya, aku layaknya pelayan yang tidak pernah istirahat. Kepenatanku demi kesehatanmu. Kegelisahanku demi kebaikanmu. Harapanku hanya ingin melihat senyum sehatmu dan permintaanmu kepada Ibu untuk membuatkan sesuatu. Masa remaja...

HAK SEORANG IBU

 Yazid bin Abdul Qadir Jawas Di dalam surat Al-Ahqaf ayat 15 Allah سبحانه و تعالىa berfirman : "Artinya : Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a, "Ya Rabb-ku, tunjukkilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridlai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". Ukuran terendah mengandung sampai melahirkan adalah 6 bulan (pada umumnya adalah 9 bulan 10 hari) di tambah 2 tahun menyusui anak jadi 30 bulan, sehingga tidak bertentangan dengan surat Lukman ayat 14. [...

Sebab-sebab Yang Dapat Memperkuat Iman

 Syaikh Ibnu Utsaimin Pertanyaan: Bagaimana seseorang bisa memperkuat imannya di mana kondisinya tidak dapat terpengaruh oleh makna ayat-ayat yang dibacanya kecuali sedikit sekali? Jawaban: Yang jelas, orang ini ketika mengatakan ucapan ini tampak bahwa dia sebenarnya seorang yang beriman kepada hari akhir dan membenarkannya akan tetapi pada dirinya ada sedikit kekerasan hati. Penyakit keras hati pada masa sekarang ini banyak sekali dan sebab utamanya adalah berpaling dari beribadah dan ketundukan secara total kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala . Andaikata seseorang beribadah kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan tunduk patuh kepadaNya dengan sebenar-benarnya, niscaya dia akan mendapatkan hatinya menjadi lunak dan khusyu'. Dan, andaikata seseorang di antara kita menyongsong al-Qur'an dan mentadabburinya, niscaya dia juga akan mendapatkan hatinya menjadi lunak dan khusyu' sebab Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Kalau sekiranya kami menurunkan al-Qur'an ...

Kiat Memperkuat Iman

 Lajnah Daimah Pertanyaan: Bagaimana seseorang bisa menjadi orang yang kuat imannya, menerapkan segala perintah Allah dan takut akan siksaNya? Jawaban: Hal itu bisa terjadi dengan cara membaca Kitabullah, mengkajinya dan mentadabburi makna dan hukum-hukumnya; mengkaji sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengetahui rincian syariat darinya, mengamalkan isinya dan komitmen terhadapnya dalam perbuatan dan ucapan; menjadikan diri selalu dalam pengawasan Allah dan menyadarkan hati akan keagunganNya; mengingat hari akhir dan adanya hisab, pahala, siksa dan kepedihan serta hal-hal yang menye-ramkan; bergaul dengan orang-orang yang dikenal keshalihannya dan menjauhi para pelaku kejahatan dan kerusakan. Wa Shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad Wa Alihi Wa Shahbihi.   Rujukan: Kumpulan Fatwa Islam, Lajnah Da'imah, Juz IV, hal. 495. Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 1, penerbit Darul Haq.

Hukum Menggerutu (Mendongkol) Terhadap Musibah Yang Menimpa

 Syaikh Ibnu Utsaimin Pertanyaan: Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya mengenai orang yang menggerutu (mendongkol) bila ditimpa suatu musibah; apa hukumnya? Jawaban: Kondisi manusia dalam menghadapi musibah ada empat tingkatan: Tingkatan pertama, menggerutu (mendongkol) terhadapnya. Tingkatan ini ada beberapa macam: Pertama: Direfleksikan dengan hati, seperti seseorang yang menggerutu terhadap Rabbnya dan geram terhadap takdir yang dialaminya; perbuatan ini hukumnya haram dan bisa menyebabkan kekufuran. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat." (Al-Hajj: 11). Kedua: Direfleksikan dengan lisan, seperti berdoa dengan umpatan 'celaka', 'hancurlah' dan sebagainya; perbuatan ini haram hukumnya. Ketiga: Direfleksikan dengan anggota ba...

ALLAH ASY SYAHIID

As-Syahiid dipahami bahwa Allah adalah zat Yang Maha Menyaksikan. Allah adalah zat yang menyaksikan apapun yang sudah terjadi, sedang terjadi dan yang akan terjadi. Oleh karenanya, Allah mengetahui seluruh perbuatan hamba-Nya baik perbuatan itu besar ataupun kecil, baik perbuatan yang lalu, kini maupun yang akan dilakukan. Allah berfirman yang maknanya, Dan demikianlah Kami telah menurunkan Al-Qur’an yang merupakan ayat-ayat yang nyata, dan bahwasanya Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohonpohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di an...

ALLAH AL BAA'ITS

Al-Baa’its juga dapat dipahami bahwa Allah adalah yang mengutus para rasul-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (Al-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. Jumuah: 2-3). Al-Baa’its juga dapat dipahami bahwa Allah adalah zat yang membangunkan manusia dari tidurnya... Dan Al baa'its juga dapat berarti Allah membangkitkan manusia dari alam BARZAKH...

ALLAH AL MAJIID

Al-Majiid secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha mulia, baik mulia zat-Nya, mulia sifat-Nya maupun mulia perbuatan-Nya. Kemuliaan zat Allah pada kesempurnaan eksistensi-Nya, tidak ada yang menyerupai apalagi menandingiNya. Kemuliaan sifat Allah mewujud dalam seluruh puncak kebaikan adalah milik-Nya saja. Dan kemuliaan perbuatanNya terlihat pada curahan nikmat dan karunia kepada seluruh makhluk-Nya. Allah berfirman yang maknanya, Para malaikat itu berkata: ”Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, Hai ahlulbait! Seseungguhnya Allah Maha terpuji lagi Maha Pemurah” (Qs. Hûd: 73). Sesungguhnya Dialah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali). Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, yang mempunyai ‘Arsy, lagi Maha Mulia (Qs. al-Buruj: 13-15).

ALLAH AL WADUUD

Saudaraku, di antara fitrah manusia adalah memiliki cinta, baik cinta kepada Rabbnya maupun cinta kepada selain-Nya. Cinta kepada selain Allah, seperti cinta terhadap harta tahta dan wanita/pria (baca keluarga) idealnya harus dalam rangka mencitai Rabbnya. Kecintaan terhadap Rabbnya menjadi sangat penting dalam menjalin relasi antara hamba dan Rabbnya. Apalagi kalau kita menyadari bahwa cinta-Nya Allah terhadap hamba-hamba-Nya sangat besar dan begitu nyata. Hal ini bisa dipahami, karena menurut iman Islam, Allah juga menyandang nama al-Waduud. Secara umum al-Waduud dimaknai bahwa Allah adalah zat yang maha mencintai. Dengan cinta-Nya, Allah menciptakan dan menghidupkan manusia serta menyediakan seluruh kebutuhan hidupnya. Setelah manusia dapat memenuhi kebutuhannya, ada di antaranya yang justru melupakan-Nya, namun Allah tetap mencintainya. Allah berfirman yang maknanya, Sesungguhnya Dia-lah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali). Dan Dia-lah Yang Maha ...

ALLAH AL HAKIIM

Bila al-Hakam menunjukkan perbuatan Allah dalam memutuskan segala sesuatu atas makhluk-Nya dan Allah yang  maha menetapkan, maka al-Hakiim selain dipahami bahwa  Allah sebagai Subyek yakni sebagai Hakim, juga dipahami  bahwa Allah adalah zat yang maha bijaksana. Dengan demikian, Allah adalah hakim yang bijaksana; seluruh keputusan-Nya merupakan putusan yang bijaksana; seluruh ketetapan Allah merupakan ketetapan yang bijaksana. Kebijaksanaan ini karena Allah maha luas ilmu-Nya, maha luas kekuasaan-Nya, maha luas kedermawanan-Nya dan maha luas sifat-sifat kebaikan-Nya. Allah sebagai al-Hakiim dapat ditemukan di dalam al-Qur’an. Di antaranya al-Hakiim disebut bergandengan dengan al-’Aziiz (Allah Maha Perkasa). Allah berfirman yang artinya, Dan Allah adalah ‘Azîz (Maha Perkasa) lagi Hakîm (Maha Bijaksana) (Qs. alBaqarah: 228, Fathir: 2, al-Hadîd: 1, al-Hasyr: 1 dan 24, al-Jumu’ah: 3). Dari normativitas di atas, Allah ingin menunjukkan bahwa meskipun maha kuat dan perkasa dala...

ALLAH AL WAASI'

skope kehidupan ini juga luas tanpa batas. Untuk memperoleh rasa bahagia juga dianugerahi keleluasan usaha dan jangkauannya. Mengapa? Karena semua ini diciptakan dan kita sengaja dihadirkan oleh Allah al-Waasi’ bahwa Allah Luas; luas kekayaanNya, luas kedermawanan-Nya, luas pengetahuan-Nya, luas kekuasaan-Nya, luas kasih kasih sayang-Nya, luas ampunan-Nya dan luas sifat-sifat kemuliaan-Nya. Term al-Waasi’ disebut dalam al-Qur’an, di antaranya berkaitan dengan keluasan pemberian-Nya, Allah berfirman yang maknanya: Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberia...

ALLAH AL MUJIIB

Saudaraku, argumen mengapa manusia butuh terhadap agama di antaranya karena tuntutan fitrahnya, karena tantangan yang dihadapinya dan karena kedhaifan dirinya selaku makhluk. Oleh karenanya dalam iman Islam, kita dituntun untuk berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Untuk menghadapi tantangan kita dituntun berdoa memohon perlindungan juga petunjukNya dan untuk mengatasi kedhaifan diri kita dituntun untuk memohon pertolongan juga kekuatan dari Allah, sehingga dapat mengemban tugas menjalani misi kekhilafan di muka bumi ini dengan baik. Dalam konteks doa, Allah menuntun kita di beberapa tempat dalam firman-Nya. Berdoalah kepada Rabbmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (Qs. al-A’raaf: 55). Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, di waktu pagi dan petang, dan dengan tidak mengeraskan suara, dan jangalah kamu termasuk orang-orang yang lalai (Qs. al-A’raf: 205). Katakanlah: “...

ALLAH AR RAQIIB

Saudaraku, dalam iman Islam dinyatakan bahwa Allah selalu bersama hamba-hamba-Nya. Karena selalu bersama, maka kedekatan Allah terhadap hamba-Nya sudah dapat dipastikan kecuali si hamba itu sendiri yang justru menjauhi-Nya. Bagi orang beriman, meyakini bahwa karena kedekatannya dengan Rabbnya, maka tidak ada satu aktivitas pun yang luput dari kepengawasan-Nya.  Ar-Raqiib secara umum dapat dimaknai bahwa Allah adalah zat Yang Maha Mengawasi atas makhluk-Nya, baik aktivitasnya, keadaannya, kebutuhannya maupun segala urusannya. Oleh karenanya mestinya kita merasa aman tentram, karena pengawasan Allah menjangkau semuanya sampai memenuhi kebutuhan kita. Allah berfirman yang artinya, Hai sekalian manusia,bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling m...

ALLAH AL KARIIM

AlKariim secara umum dapat dimaknai bahwa Allah adalah zat Yang Maha Mulia lagi Pemurah. Allah dengan kemurahan-Nya selalu menganugerahkan ragam karunia kepada semua hambaNya, baik diminta maupun tidak, baik melimpah ruah maupun ketercukupannya, baik keberkahannya maupun kesesuaiannya dengan keadaan hamba-Nya. Allah berfirman yang artinya, berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia” (Qs. al-Naml: 40).

ALLAH AL JALIIL

Al-Jaliil secara umum dapat dimaknai bahwa Allah adalah zat yang besar lagi mulia. Asmaul husna-Nya Allah yang relatif dekat pemaknaannya dengan alJaliil adalah al-Kabiir dan al-’Azhiim. Para ulama menjelaskannya, bahwa al-Kabiir dimaknai bahwa Allah adalah zat yang kebesaranNya sempurna dari segi zat-Nya; al-Jaliil dimaksudkan untuk kebesaran Allah sempurna di dalam sifat-Nya; dan al-’Azhiim digunakan untuk merujuk makna bahwa kebesaran Allah sempurna di dalam keduanya, baik dalam zat maupun sifat-Nya”. Dalam konteks al-Jaliil, kebesaran dan kemulian Allah mewujud dalam kesempurnaan sifat-Nya, seperti kepengasihanNya, kepenyayangan-Nya, kepemurahan-Nya, kelembutan-Nya, kesantunan-Nya, ketinggian-Nya, kebijakan-Nya, keadilan-Nya, kekekalan-Nya dan seterusnya. Allah berfirman yang maknanya, Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (Qs. Ar Rahman:27)

Kehidupan Sehari-Hari Yang Islami

Syaikh Abdullah bin Jaarullah Saudaraku…. Dengan penuh pengharapan bahwa kebahagian dunia dan akhirat yang akan kita dapatkan, maka kami sampaikan risalah yang berisikan pertanyaan-pertanyaan ini kehadapan anda untuk direnungkan dan di jawab dengan perbuatan. Pertanyaan-pertanyaan ini sengaja kami angkat kehadapan anda dengan harapan yang tulus dan cinta karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, supaya kita bisa mengambil mannfaat dan faedah yang banyak darinya, disamping itu sebagai bahan kajian untuk melihat diri kita, sudah sejauh mana dan ada dimana posisinya selama ini. 1. Apakah anda selalu shalat shubuh berjama’ah di masjid setiap hari.? 2. Apakah anda selalu menjaga shalat yang lima waktu di masjid.? 3. Apakah anda hari ini membaca al-Qur’an.? 4. Apakah anda rutin membaca Dzikir setelah selesai melaksanakan shalat wajib.? 5. Apakah anda selalu menjaga shalat sunnah rawatib sebelum dan sesudah shalat wajib.? 6. Apakah anda (hari ini) khusyu dalam shalat, menghayati apa yang anda baca.? ...

Engkau Akan Dikumpulkan Bersama Orang Yang Kau Cintai

Gambar
Siapakah orang yang kita idolakan? artis? penyanyi? pemain bola? orang kafir? yang perlu diingat baik-baik adalah, mereka semua itu tidak kenal siapa kita! jika kenal saja tidak, maka apa yang bisa mereka lakukan untuk kita di akhirat nanti? padahal…Rasulullah berkata : (أنت مع من احببت) diakhirat engkau akan dikumpulkan bersama dengan orang yang engkau cintai/idolai. Sedangkan rasulullah diakhir hayatnya berkata sambil menahan perihnya sakaratul maut : umatku…umatku…umatku, tanda begitu besar cintanya kepada umatnya, disaat seperti itu beliau tidak memikirkan kondisi dirinya sendiri tapi malah teringat kondisi umatnya, beliau itulah yang mengenal kita, tau siapa kita sebenarnya, sungguh amat rugi jika kita malah mengidolai selainnya, tidak mencintainya & tidak menempuh jalan hidup sesuai sunnahnya dan para pengikutnya yang setia. Rasulullah berkata : “Setiap umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan. Mereka (para sahabat) bertanya : “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang e...

Menyelami Samudera Cinta Yang Tak Bertepi Mendeteksi Kadar Cinta Kepada Allah

Cinta adalah kata yang tidak asing lagi bagi kita semua, khususnya bagi kalangan pemuda-pemudi. Dalam masalah cinta ini terdapat banyak sekali definisi. Dalam bahasa arab cinta disebut dengan menggunakan dua huruf yaitu hubb, Ha dan Ba, Ha yang berarti adalah keluarnya jiwa dan mengarahkannya kepada sesuatu yang dicintai dan Ba yang berarti adalah keluarnya badan dan mengarahkannya untuk ketaatan kepada sesuatu yang dicintai. Adapula yang mengatakan bahwa cinta adalah kecenderungan hati kepada sesuatu yang dicintainya, merasa ketentraman, ketenangan, hatinya pun terhubung dengan yang dicintainya. Masih banyak lagi definisi mengenai cinta. Masing-masing sulit untuk mendefinisikan cinta secara jelas dan mudah difahami, karena memang cinta tidak dapat terlihat hanya dari kata-kata yang keluar dari mulut saja, sesungguhnya cinta hanya dapat tampak dari tabiat dan perilaku seorang pecinta. Banyak dari orang-orang yang mencintai hati mereka dipenuhi dengan cinta, yang jika ditanya mengenai d...