Postingan

JANGAN NYERAH

Ada hamba Allah yang diuji kekurangan harta, setiap hari dia memikirkan bagaimana caranya agar rasa laparnya dapat diatasi, belum lagi tidak punya tempat berteduh, dikala hujan tidak ada naungan tempatnya untuk berlindung.... Ada hamba Allah yang diuji dengan sakit menahun, kesakitan yang selama ini menyerangnya membuatnya sedih berkepanjangan.... Ada hamba Allah yang diuji kehilangan orang orang yang dicintainya.... Tidak ada tempat untuk bersandar dan tidak ada yang mengertinya ketika ia meluapkan keluh kesahnya..... Ada hamba Allah yang diuji memiliki keterbatasan untuk menuntut ilmu, sehingga ia tidak mengetahui hukum hukum yang Allah perintahkan.. Ada hamba Allah yang diuji tentang rasa amannya, seperti saudara kita di Palestina.. mereka tidak bisa tenang dikala siang dan malam... Teror selalu menghantui mereka...anak anak sanak saudara kerabat orangtua mereka menjadi korban atas kejahatan zionis... Ada hamba Allah yang diuji kehilangan anggota tubuhnya dan mendapatinya tidak leng...

ALLAH AL HASIIB

Al-Hasiib secara umum  dapat dimaknai bahwa Allah adalah zat yang mengawasi dengan  cermat, Allah maha cepat hisab perhitungan-Nya atas apapun, termasuk atas amalan hamba-hamba-Nya. Allah berfirman yang maknanya, Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut  pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta),  maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah  kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan  (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum  mereka dewasa. Barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu,  maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim  itu) dan barang siapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta  itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan  harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-  saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah  sebagai Pengawas (atas pers...

ALLAH AL MUQIIT

Para ulama menyebutkan beberapa makna al-Muqiit.  Pertama al-Muqiit dipahami bahwa Allah adalah zat yang  maha mampu, yang memiliki kudrah, sebagai al-Muqtadir. Allah  mampu menciptakan, melindungi, memelihara, dan memenuhi  kebutuhan semua makhluk-Nya. Kedua al-Muqiit dimaknai bahwa Allah adalah zat yang maha  menjaga dan memelihara, yakni yang memberikan penjagaan  terhadap segala sesuatu sesuai dengan kebutuhannya. Dan hal  ini Allah sebagai al-Hafizh.  Ketiga, al-Muqiit dipahami bahwa Allah  adalah zat yang maha menyaksikan, sebagai As-Syahiid. Allah  juga melihat apapun yang ada pada makhluk-Nya. Kempat al-Muqiit diartikan bahwa Allah adalah zat Yang  Maha Mencukupi. Allahlah yang menyediakan segala kebutuhan  makhluk-makhluk-Nya.  Kelima, al-Muqiit dipahami bahwa Allah  adalah zat yang Maha Mengawasi. Allah senantiasa menyaksikan apapun yang terjadi dan dilakukan oleh makhluk-Nya.  Keenam,  al-Muqit di...

ALLAH AL HAFIZH

Al-Hafizh secara populis dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha memelihara dengan pemeliharaan  yang sempurna. Kesempurnaan pemeliharaan Allah meliputi atas  seluruh makhluk-Nya, hukum-hukum kausalitasnya, keberadaan dan kepentingan hamba-hamba-Nya. Allah lah yang memelihara alam semesta ini dan segala yang ada dalam pengertian menjaga dan merawat dengan sebaik-baik, sehingga terjadilah keseimbangan, ketertiban dan keserasian padanya. Allah juga zat maha memelihara makhluk-Nya dengan  menyelamatkan, melindungi; melepaskan dari bahaya dan sebagainya, sehingga semua berjalan sesuai ketentuan-Nya. Al-Hafizh disebut beberapa kali dalam Al-Qur’an dalam konteks yang berbeda-beda. Di antaranya Allah berfirman yang artinya, jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk  menyampaikan)-nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak  dapat membuat mudharat kep...

ALLAH AL KABIIR

Al-Kabiir secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha besar. Kebesaran Allah di antaranya keberadaan-Nya ada dengan sendiriNya, tak bermula dan tak akan pernah berakhir. Segala yang ada ini adalah makhluk yang diciptakan-Nya, sehingga sejatinya hanya Allah lah yang maha memiliki. Oleh karenanya Allah juga yang maha mengatur segalanya; Allah yang menghidupkan dan mematikan, serta Allah yang memberi rezeki. Allah berfirman yang artinya, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di bunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat (surga) yang mereka menyukainya. Dan sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun. Demikianlah, dan barang siapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar...

ALLAH AL 'ALIY

Al-’Aliy secara umum dipahami bahwa Allah adalah zat yang maha tinggi yang tak tertandingi akan eksistensi-Nya, kedudukanNya, kemuliaan-Nya, kekuasan-Nya, dan segala kesempurnanNya lainnya. Misalnya terkait dengan kepemilikan-Nya, Allah  berfirman yang maknanya, Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di  langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar (Qs. al-Syura: 4). Ketika bertitah, Allah berfirman yang maknanya, Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkatakata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat)  lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana (Qs. al-Syura: 51). Oleh karena itu, untuk merengkuh kemuliaan, kita dituntun untuk mematuhi-Nya. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi (Qs. al-A’la: 1).  Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang ...

PAHALA SHOLAT

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, وَالْعَبْدُ وَإِنْ أَقَامَ صُورَةَ الصَّلَاةِ الظَّاهِرَةَ فَلَا ثَوَابَ إلَّا عَلَى قَدْرِ مَا حَضَرَ قَلْبُهُ فِيهِ مِنْهَا، كَمَا جَاءَ فِي السُّنَنِ لِأَبِي دَاوُد، وَغَيْرِهِ: عَنْ {النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: إنَّ الْعَبْدَ لَيَنْصَرِفُ مِنْ صَلَاتِهِ وَلَمْ يُكْتَبْ لَهُ مِنْهَا إلَّا نِصْفُهَا، إلَّا ثُلُثُهَا، إلَّا رُبْعُهَا، إلَّا خُمُسُهَا، إلَّا سُدُسُهَا، إلَّا سُبُعُهَا، إلَّا ثُمُنُهَا، إلَّا تُسْعُهَا، إلَّا عُشْرُهَا}. وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا لَيْسَ لَك مِنْ صَلَاتِك إلَّا مَا عَقَلْتَ مِنْهَا “Seorang hamba, meskipun dia telah melakukan bentuk sholat secara lahiriah, namun dia tidak mendapatkan pahala kecuali sesuai kadar kehadiran kalbunya saat sholat.. Sebagaimana diriwayatkan dalam Sunan Abi Dawud dan selainnya, dari Nabi shollallahu ‘alayhi wa sallam bahwa beliau bersabda, “Seorang hamba, dia selesai dari sholatnya, padahal tidak dituliskan pahala baginya...